Kelebihan dan Kekurangan Perkerasan Porus

         
Perkerasan porus yang merupakan salah satu variasi perkerasan dalam perkerasan lentur memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan sebagai berikut :

Pemodelan Perkerasan Skala Semi Lapangan

Metode Empiris, yang mengacu pada hasil “full scale test” dilaksanakan di Ottawa, Amerika serikat pada awal tahun 60-an (Yodar & Witczak, 1975). Beberapa metode empiris untuk perencanaan tebal perkerasan, antara lain Metode AASHO 1972 (AASHO,1972), metode Asphalt Institut (TAI,1970), metode Road Note 29 dan Road Note 31, dan metode Analisa Komponen 1987 (SNI,2002), yang telah digunakan sejak lama di Indonesia untuk merencanakan tebal perkerasan lentur.

Tegangan dan Regangan pada Lapisan Perkerasan

Kondisi perkerasan cenderung menurut dari waktu ke waktu sehingga perkerasan memerlukan perawatan secara berkala. Tujuan desain struktur pekerjaan adalah untuk menghasilkan sebuah struktur perkerasan yang akan mempertahankan kondisi seperti yang diinginkan untuk waktu yang lama. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih bahan perkerasan yang cocok untuk beban lalu lintas rencana.

Perkerasan Berpori (porous pavement)

Konsep perkerasan berpori (porous pavement) ditemukan pada tahun 1968 oleh franklin Institute Research Laboratorium dan dikembangkan oleh U.S. Environmental Protection Agency selama tahun 1970 – 1971. Selanjutnya, perkerasan porus dikembangkan oleh sejumlah negara dan telah banyak dipakai disejumlah negara seperti Amerika, negara – negara Eropa, Jepang, dan lainya.