Bekisting Selinder Beton |
Nilai
kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan
mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder
beton (diameter 150 mm, tinggi 300 mm) sampai hancur. Untuk standar pengujian
kuat tekan digunakan SNI 03- 6805 – 2002 dan ASTM C 39/C 39M-04a.
Untuk
pengujian kuat tekan beton, benda uji berupa silinder beton berdiameter 15 cm
dan tingginya 30 cm ditekan dengan beban P sampai runtuh. Karena ada beban
tekan P, maka terjadi tegangan tekan pada beton (σc) sebesar beban
(P) dibagi dengan luas penampang beton (A), sehingga dirumuskan :
σc
= P/A ……..…….
(2.14)
dengan
:
σc
= tegangan tekan beton, MPa
P = besar beban tekan, N
A = luas penampang beton, mm2
Beberapa
faktor lain yang mempengaruhi kekuatan tekan beton, yaitu:
1. Faktor
Air Semen
Jumlah air untuk campuran beton pada
umumnya dihitung berdasarkan nilai perbandingan antara berat air dan berat
semen Portland pada campuran adukan, dan pada peraturan beton Indonesia (PBI-1971)
dikenal dengan istilah faktor air semen yang disingkat dengan fas, sedangkan
peraturan pngganti (SNI 03-2847-2002) disebut rasio air semen yang disingkat
dengan ras, atau water cement ratio (wer).
Pada umumnya makin besar nilai fas, makin
besar pula jumlah air yang digunakan pada campuran beton, berarti adukan beton
makin encer dan mutu beton akan makin turun/rendah, sebaliknya makin kecil
nilai fas, makin tinggi kuat tekan beton yang dihasilkan. Hubungan antara nilai
fas dan kuat tekan beton yang dihasilkan pada adukan dapat dilukiskan seperti
Gambar 2.1
Gambar : 2.1 Hubungan antara Faktor Air Semen dan Kuat
Tekan Silinder Beton
2. Umur
Beton
Kuat tekan beton akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya umur beton tersebut. Karena beton ini termasuk bahan yang
sangat awet (ditinjau dari pemakaiannya), maka sebagai standar kuat tekan akan
ditetapkan waktu beton berumur 28 hari. Menurut PBI-1971, hubungan antara umur
dan kekuatan tekan beton dapat dilihat pada tabel 2.4
Tabel
2.4 Hubungan antara Umur dan Kuat Tekan Beton
Umur
(Hari)
|
Kuat
Tekan Beton (%)
|
3
|
40
|
7
|
65
|
14
|
88
|
21
|
95
|
28
|
100
|
90
|
120
|
365
|
135
|
3. Jumlah
dan Jenis Semen
Jumlah kandungan semen yang digunakan pada
adukan akan berpengaruh terhadap kuat tekan beton dengan penjelasan sebagai
berikut :
a. Pada
fas sama, jika jumlah semen terlalu sedikit atau terlalu berlebihan, maka akan
diperoleh kuat tekan betonnya rendah. Pada jumlah semen terlalu sedikit,
berarti jumlah air juga sedikit, sehingga adukan beton sulit dipadatkan dan
akibatnya kuat tekan beton menjadi rendah. Demikian pula pada jumlah semen
berlebihan, berarti jumlah air juga berlebihan, sehingga beton mengandung banyak
pori dan akibatnya kuat tekannya rendah.
b. Pada
nilai slump sama, beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat
tekan lebih tinggi. Hal ini karena pada nilai slump sama, jumlah air juga
hamper sama, sehingga penambahan semen berarti pengurangan nilai fas, yang
berakibat penambahan kuat tekan beton.
Jenis semen juga berpengaruh terhadap kuat
tekan beton. Semen Portland yang dipakai untuk struktur harus mempunyai
kualitas tertentu yang telah ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif.
Jenis Portland semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu : I, II, III, IV, V.
Jenis-jenis semen tersebut mempunyai laju kenaikan kekuatan yang berbeda
sebagai mana tampak pada Gambar 2.2
Gambar 2.2. Perkembangan kekuatan tekan dan umur mortar
(Tri Mulyono, 2004)
4. Pekerjaan
Perawatan (Curing)
Tujuan perawatan beton adalah memelihara
beton dalam kondisi tertentu pasca pembukaan bekisting (demoulding of form work) agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai
mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini berupa pencegahan
atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton yang ternyata masih
diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila terjadi kekurangan/kehilangan
air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan dapat mengakibatkan
terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan
Kondisi perawatan yang baik dapat dicapai
dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini :
a. Beton
dibasahi terus menerus dengan air
b. Beton
direndam di dalam air
c. Beton
dilindungi dengan karung basah, film plastic, atau kertas perawatan tahan air
d. Dengan
menggunakan perawatan gabungan acuan-membran cair untuk mempertahankan uap air
semula dari beton basah
e. Perawatan
uap untuk beton yang dihasilkan dari kondisi pabrik, seperti pipa dan balok pra
cetak, dan tiang atau girder pra tekan. Temperatur perawatan uap ini sekitar
150oF.
Lama perawatan tergantung kepada jenis
semen, kekuatan, cuaca, rasio permukaan terekspos per volume, dan kondisi
terekspos. Karena proses perawatan merupakan proses untuk memperbaiki mutu,
maka semakin lama perawatan, semakin baik pula mutu betonnya.
Sehari setelah pengecoran merupakan saat
yang terpenting untuk periode sesudahnya. Oleh sebab itu diperlukan perawatan
dengan air sehingga untuk jangka panjang, kualitas beton, baik kekuatan maupun
kekedapan airnya, dapat lebih baik. Perawatan dengan cara membasahi
menghasilkan beton yang terbaik. Semakin erat pendekatan kondisi perawatan,
semakin kuat beton yang dihasilkan.
Ultrasonic Pulse Velocity Test, Uji Kualitas Beton Dengan Mudah
BalasHapusBaca Selengkapnya Disini : http://ndt-indonesia.com/ultrasonic-pulse-velocity-test-uji-kualitas-beton-dengan-mudah-141
Info yang sangat mendukung pekerjaan saya di dunia beton terima kasih ya admin
BalasHapus