Quality Function Develoyment (QFD)

Menurut Akao, Y dan Mazur, G (2003) dalam Feng (2010), QFD (Quality Function Develoyment) merupakan salah satu alat yang efektif yang dapat menolong suatu organisasi untuk meneliti dan mengembangkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya kecil dan menyediakan servis yang memuaskan. Davis (2003) menegaskan bahwa QFD adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membentuk proses respon terhadap kebutuhan konsumen, menjelaskan apa yang diinginkan oleh pelanggan ke dalam produk yang dihasilkan perusahaan, dan proses yang menuju pada peningkatan proses yang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi harapan pelanggan.

Lemke (2001) dalam Widodo (2007) mengemukakan bahwa QFD merupakan penyebaran atau pengembangan fungsi suatu produk, QFD dapat digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam spesifikasi teknis tertentu. Menurut Akao, Y (1990) dalam Wu (2006) QFD sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kualitas desain yang ditujukan atas dasar kepuasan pelanggan, dan menerjemahkan permintaan pelanggan ke dalam sasaran desain dan poin utama dari jaminan kualitas digunakan pada seluruh proses produksi.

Denny, N, Singgih, S, dan Dani, DH (2006) mengemukakan bahwa proses QFD terdapat empat tahap yaitu product planning, product design, process planning, dan process control. Menurut Gasperz (2006) proses QFD dimulai dengan “permintaan pelanggan (voice of the costumer)” setelah itu dilakukan empat tahap antara lain :

  1. Perencanaan produk (product planning), menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pelanggan ke dalam kebutuhan – kebutuhan teknik (technical requirements)
  2. Desain produk (product design), menerjemahkan kebutuhan – kebutuhan teknik ke dalam karakteristik komponen produk (parts requirements)
  3. Perencanaan proses (process planning), mengidentifikasi langkah – langkah proses dan parameter – parameter serta menerjemahkannya ke dalam karakteristik proses (process requirements)
  4. Perencanaan pengendalian proses (process control planning), menentukan metode pengendalian untuk mengendalikan karakteristik proses (process controllaction requirements)
Penggunaan metode QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen (Macklin, B, 2012). Manfaat penerapan QFD yaitu meningkatkan keandalan produk, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kepuasan konsumen, memperpendek Time to Market, mereduksi biaya perencanaan, meningkatkan komunikasi, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan keuntungan perusahaan (Evan, J, 2009)

Gambar 1 : House of Quality (sumber : Davis, 2003)

Render dan Heizer (2006) mengemukakan bahwa satu alat QFD (Quality Function Develoyment) adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah kualitas merupakan bagian – bagian dari proses QFD yang menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk menghubungkan “keinginan” pelanggan dan “bagaimana” perusahaan tersebut melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Menurut Dewi (2003) matriks terdiri dari beberapa bagian atau submatrik yang tergabung dalam beberapa cara, yang masing-masing berisi informasi yang saling berhubungan. 

Keterangan tiap bagian dari House of Quality adalah sebagai berikut (Dewi, 2003) :

Costumer Need and Benefit (Bagian A)
Bagian ini merupakan bagian untuk mendefinisikan harapan pelanggan dan mengukur atribut-atribut mutu produk yang menjadi prioritas dengan cara pembobotan. Data untuk tahap ini diperoleh dari kuesioner serta berdasarkan hasil literature, penilaian kuesioner menggunakan skala Likert (Dewi, 2003). Kinner (1988) dalam Umar (2008) mengemukakan bahwa skala Liert adalah skala yang digunakan untuk mengukur setiap sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejalan social. Pada masing – masing skala Likert diberikan sejumlah bobot atau nilai.

Planning Matrix (Bagian B)
Planning Matrix digunakan untuk mengetahui posisi relative produk terhadap produk pesaing. Bagian ini berisi tiga tipe informasi yaitu data pasar kuantitatif (tingkat kepentingan dan kepuasan relative pelanggan), Goal Setting (settingan capaian untuk produk yang akan diluncurkan), dan perhitungan untuk penempatan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Pada tahap ini atribut produk yang didapatkan dibandingkan secara relative tingkat kepentingannya, kemudian dilakukan pembobotan (Adriyan, GP, 2012)

Technical Response (Bagian C)
Merupakan tahapan untuk menentukan aktivitas proses yang terkait dengan spesifikasi dan harapan pelanggan. Keinginan pelanggan yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang (voice of the developer) (Dewi, 2003)

Relationship (Bagian D) 
Berisi pertimbangan penilaian keterkaitan hubungan antara elemen-elemen karakteristik teknis (bagian C) dengan setiap kebutuhan pelanggan pada bagian A (Adriyan, GP, 2012)

Technical Corelation (Bagian E)
Hasanah (2007) mengemukakan bahwa QFD merupakan kunci untuk menu cuncuren engineering, karena di sini fasilitas untuk mengkomunikasikan satu sama lain dari bagian parameter teknik. Bagian ini akan memetakan hubungan dan saling ketergantungan di antara parameter teknik. Interaksi antara parameter teknik dapat dilihat pada keterangan di bawah ini :

Technical Matrix (Bagian F)
Bagian ini berisi berbagai macam informasi yaitu pertama menghitung besarnya pengaruh atau keterkaitan dari technical response serta kebutuhan dan keinginan konsumen. Kedua perbandingan antara produk yang dihasilkan instansi maupun perusahaan dan pelayanan atau produk yang dihasilkan pesaing. Ketiga, adanya perbandingan di atas maka instansi atau perusahaan dapat menetapkan sasaran kinerja (nilai target) secara teknis yang akan dicapai instansi atau perusahaan. Penetapan target ini dimiliki instansi atau perusahaan (Dewi, 2003).

Alat utama dari QFD adalah matriks, setiap matriks yang dibuat sebagai bagian dari proses QFD harus distrukturkan menurut bentuk House of Quality dalam gambar 1. Dalam siklus lengkap proses QFD terdapat 6 matriks dapat dilihat pada gambar 2 (Nasution, 2006)

Masing – masing matriks digunakan pada gambar 2 memiliki manfaat sendiri manfaat tersebut adalah :

  • Matriks 1 : Matriks pertama digunakan untuk membandingkan persyaratan pelanggan dengan ciri – ciri teknikal produk yang berhubungan (Davis, 2003)
  • Matriks 2 : Matriks ini digunakan untuk membandingkan ciri – ciri teknikal pada matriks 1 dengan teknologi terapan yang berhubungan (Nasution, 2006)
  • Matriks 3 : Matriks ketiga ini digunakan untuk membandingkan teknologi terapan pada matriks 2 dengan proses pemanufakturan yang berhubungan. Matriks ini bermanfaat dalam mengidentifikasi variabel – variabel penting dalam proses pemanufakturan (Dewi, 2003)
  • Matriks 4 : Matriks ini digunakan untuk membandingkan proses pemanufakturan dari matriks 3 dengan proses pengendalian kualitas untuk memastikan kualitas produk (Davis, 2003)
  • Matriks 5 : Matriks ini digunakan untuk membandingkan proses pengendalian dengan pengendalian proses statistik untuk memastikan parameter dan variabel proses yang tepat digunakan (Dewi, 2003)
  • Matriks 6 : Matriks ini digunakan untuk membandingkan parameter  pengendalian proses statistik dengan spesifikasi produk baru untuk menjamin produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Davis, 2003)

0 comments:

Posting Komentar