- Beton yang mengalami curing dengan air laut pada umur 7 hari menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi dari pada beton yang mengalami curing dengan air tawar. Karena pada umumnya air laut mengandung garam 3,6 sampai 4%, sedangkan 75% dari garam tersebut adalah NaCl, 10% MgCl2 dan 10% garam sulfat. Magnesium Klorida bereaksi dengan Kalsium Hidrosida (CaOH2) membentuk Mh(OH)2 dan CaCl2. (Paul Nugraha, 2007:212). Kalsium Klorida (CaCl2) sendiri digunakan sebagai bahan untuk mempercepat pengerasan beton di masa lampau, namun saat ini tidak digunakan lagi. Bahan ini memberikan pengaruh yang amat kentara pada kecepatan di mana beton mengeras selama beberapa jam dari umur seluruhnya (L. J. Murdock, dkk, 1981:86).
- Beton yang mengandung garam kekuatan awalnya lebih tinggi dari beton biasa, namun setelah 28 hari kekuatannya akan lebih rendah, penurunan ini terjadi akibat dari reaksi serangan sulfat yang terjadi dalam beton. (Nugraha & Antoni, 2007:77)
- Semakin tinggi mutu beton, faktor air semennya makin kecil. Untuk mengetahui hubungan antara penurunan kuat tekan beton yang mengalami curing dengan air laut terhadap beton yang mengalami curing dengan air tawar pada umur 28 hari
- Semakin tinggi mutu beton maka semakin kecil pula nilai absorpsi air laut pada beton. Karena semakin tinggi FAS maka akan semakin banyak pula pori-pori yang saling berhubungan. Pori-pori inilah yang akan menjadi jalan atau kanal bagi gas maupun zat cair dari luar untuk masuk ke dalam beton. (Nugraha & Antoni, 2007:209)semakin tinggi mutu beton maka semakin kecil pula kandungan garam (NaCl) pada beton. Pada saat curing NaCl tidak akan bereaksi dengan hidrasi lainnya di beton, namun kristalisasi dari garam dalam pori akan menyebabkan kehancuran (disruption) (Nugraha & Antoni, 2007:212). Hal ini menunjukan semakin tinggi mutu beton maka peluang kehancurannya semakin kecil karena semakin rendahnya kandungan NaCl yang dimiliki.
Fakta Beton
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar