Percobaan
penetrasi bertujuan untuk menentukan kekasaran relatif atau fisik suatu semen
aspal, dengan jalan mengukur jarak tembus sebuah jarum standard tegak lurus
dalam contoh aspal di bawah kondisi-kondisi suhu, pembebanan dan waktu yang
diketahui.
Bila kondisi-kondisi lainnya tidak disebutkan secara khusus maka hal
itu berarti nilai penetrasi atau pengukuran yang dilakukan pada suhu 25 derajat
C bahwa jarum yang dibebani 100 gram dan pembebanan berlangsung selama 5 detik.
Hal ini dikenal sebagai penetrasi normal. Satuan penetrasi adalah 1/10 mm, maka
makin lunak, makin besar semen aspal dapat diklasifikasikan menjadi
gradasi-gradasi berdasarkan kekasarannya.
Di
Indonesia, aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya, yaitu
:
- AC dengan penetrasi antara 40-50
- AC dengan penetrasi antara 60-70
- AC dengan penetrasi antara 80-100
- AC dengan penetrasi antara 120-150
- AC dengan penetrasi antara 200-300
Aspal
dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas
dengan volume tinggi, sedang aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan
untuk daerah yang bercuaca dingin ataupun lalu lintas dengan volume rendah. Di
Indonesia pada umumnya digunakan aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 80/100
Syarat
– syarat aspal semen keras yang diberikan oleh Dirjen Bina Marga – DPU adalah
sebagai berikut :
- Aspal keras harus berasal dari minyak bumi
- Aspal harus mempunyai sidat sejenis
- Kadar parifin aspal tidak melebihi 25%
- Tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai 75%
0 comments:
Posting Komentar