Pengujian Material Aspal Porus

Pengujian material bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini terdiri dari pengujian karakteristik aspal porus (surface), pengujian karakteristik agregat batu pecah yang digunakan untuk lapisan pondasi, dan pengujian karakteristik tanah dasar (subgrade). Pengujian karakteristik aspal porus telah dilakukan oleh Ramadhan dan Burhanuddin (2014) di Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya, sedangkan pengujian agregat batu pecah sebagai lapisan pondasi dan tanah dasar dilakukan oleh peneliti sendiri di Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi.   

Gradasi Aspal Porus

Pengujian Karakteristik Aspal Porus

Dalam campuran aspal porus ini, digunakan agregat dengan gradasi standar Birtish dengan tambahan zat additive gilsonite HMA modifier grade sebagai zat yang dapat memperbaiki kinerja aspal. Adanya rongga pada aspal porus menyebabkan kekuatannya lebih rendah daripada aspal konvensional sehingga dengan adanya gilsonite maka diharapkan mampu meningkatkan kekuatan aspal porus.

Dari penelitian yang telah dilakukan Ramadhan dan Burhanuddin (2014), diperoleh kadar aspal optimum sebesar 5,75% sehingga dalam penelitian ini digunakan kadar aspal sebesar 5,75%. Penelitian Ramadhan dan Burhanuddin juga memperoleh kadar gilsonite optimum sebesar 8% dari kadar aspal optimum sehingga gilsonite yang ditambahkan pada aspal porus dalam penelitian ini sebesar 8% dari kadar aspal. Penambahan zat additive gilsonite ini mempengaruhi karakteristik marshall dan permeabilitasnya. Dari pengujian campuran dengan alat marshall, diperoleh nilai Voids In Mix (VIM), stabilitas, flow, dan Marshall Quotient (MQ). Tabel 4.2 menunjukkan perbedaan hasil karakteristik Marshall aspal porus dengan kadar gilsonite 0% dan kadar gilsonite 8%.   

Selain itu, aspal porus dengan tambahan gilsonite juga diuji permeabilitasnya untuk mengetahui kemampuan campuran dalam mengalirkan air ke dalam tanah tanpa menyebabkan genangan. Nilai permeabilitas debit aspal porus dengan kadar gilsonite 8% lebih rendah daripada aspal porus tanpa gilsonite.

permeabilitas debit tertinggi aspal porus tanpa gilsonite yaitu 987,453 cm3/detik, sedangkan nilai permeabilitas debit pada aspal porus dengan kadar gilsonite 8% yaitu 880,905 cm3/detik sehingga permeabilitas aspal porus dengan tambahan gilsonite lebih kecil daripada aspal porus tanpa gilsonite. Hal ini berkaitan dengan nilai Voids In Mix (VIM), dimana nilai VIM aspal porus tanpa gilsonite lebih besar daripada nilai VIM aspal porus dengan tambahan gilsonite.